Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Tidak ada manusia luput dari salah, namun hanya seorang negarawan mampu mengakui salah dan khilaf dirinya. Begitu pun langkah calon Walikota Pangkalpinang Maulan Aklil (Molen), ketika saat ini diusung Partai Gerindra, pada Pilkada Ulang 2025.
Salah satu faktor kekalahan Molen dengan kotak kosong di Pilkada 2024, karena terlalu percaya diri sehingga dianggap arogan. Proses dan dinamika dilalui Molen tadi, diyakini akan membuat lebih teruji memimpin Pangkalpinang 2025 – 2029.
Ini disampaikan Ketua DPC Partai Gerindra Kota Pangkalpinang, Bangun Jaya. Karena pasca kalah dengan kotak kosong, Molen kini berhasil menrefleksi dan introspeksi, hingga tampil sebagai pribadi lebih peka dan teruji. “Tidak lagi tampil sebagai pribadi yang selalu ingin dominan, justru kini menjadi pemimpin yang lebih banyak mendengar dan memahami,” katanya.
Ia mengajak publik, melihat sosok Molen tidak lagi atas kekalahan dengan kotak kosong. Tapi proses perubahan dan kedewasaan politik dari Molen yang tidak dilalui calon lainnya. “Molen memang pernah salah, tapi kita juga harus jujur tidak sedikit perubahan positif di era Molen menjadi Walikota,” sambung Bangun.
Selama lima tahun memimpin Molen tidak hanya merubah wajah beberapa titik wilayah Kota Pangkalpinang. Menunjukan geliat ekonomi mikro dan kecil, serta berhasil mempertahankan ekonomi Pangkalpinang saat Covid 19, mengakibatkan resesi. Belum lagi pertumbuhan investasi saat akhir jabatan Molen sebagai Walikota. “Itu semua tercatat dan tidak bisa dihapus. Juga banyak perubahan positif dibuat Molen, seperti jalan kota menjadi lebih terang, ruang publik tumbuh, pelayanan publik pun perlahan membaik,” tambah Bangun.
Kesimpulan Bangun saat ini Molen adalah cermin perjalanan manusia biasa: pernah jatuh, tetapi memilih bangkit dan menjadi lebih baik. Molen juga punya bekal pengalaman lima tahun, ini tidak dimiliki oleh calon lain. Karena ini adalah keunggulan strategis yang harus jadi pertimbangan masyarakat dalam memilih 27 Agustus nanti di TPS.
“Pastinya, Molen lebih tahu apa yang belum selesai dan bagaimana menyelesaikannya. Periode kedua tidak lagi tentang belajar, tapi tentang menyempurnakan. Ini akan membuatnya lebih efisien dan terukur dalam melangkah,” jelas Wakil Ketua DPRD Kota Pangkalpinang ini.