SEPUTARBABEL.COM, PANGKALPINANG— Wali Kota Pangkalpinang, Prof.Udin resmi mengkukuhkan Bunda Literasi Kota Pangkalpinang, Susanti Saparudin, Senin (17/11/25), Prosesi pelantikan berlangsung di Halaman Gedung Perpustakaan Umum Zulkarnain Karim Pangkalpinang.

Wali Kota Pangkalpinang, dalam gaya bicaranya yang renyah dan penuh selingan humor, menegaskan bahwa pengukuhan Bunda Literasi bukan seremoni tempelan, melainkan amanah yang diharapkan berdampak langsung pada gerakan membaca dan menulis di kota ini.
“Ini bukan sekadar pin disemat, foto dikirim, lalu selesai. Kami berharap Bunda Literasi mampu menginspirasi dan menggerakkan masyarakat, terutama anak-anak, untuk memperkuat budaya literasi,” ujarnya di tengah tawa ringan para hadirin.
Di antara undangan tampak Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pangkalpinang Dedi Andriyansyah, para pimpinan instansi vertikal, camat, guru, mahasiswa, komunitas seni-budaya, hingga rekan-rekan wartawan—yang disebut Wali Kota sebagai “manusia paling rajin menulis tiap hari, pagi siang malam”.
Sang Wali Kota sempat melontarkan selingan cepat: “Kalau dibilang pelaku literasi paling utama, ya wartawan. Mereka nulis tiap hari. Kita belum tentu,” ucapnya yang langsung disambut tepuk tangan.
Namun inti pesannya tegas: literasi adalah kebutuhan dasar, bukan hiasan kegiatan. Ia mengingatkan bahwa budaya membaca dan menelaah pengetahuan adalah fondasi kecerdasan warga dan perkembangan peradaban. Dalam gaya kuliah 2 SKS, ia memaparkan pentingnya belajar sepanjang hayat—lifelong learning—dengan contoh temannya yang masih tajam berpikir di usia 86 tahun karena gemar membaca dan menulis.
Perpustakaan umum Kota Pangkalpinang kembali disorot sebagai pusat pendidikan, pusat informasi, sekaligus pusat rekreasi intelektual masyarakat. Wali Kota mendorong agar perpustakaan terus memperluas akses digital, menyediakan komputer dan langganan buku elektronik untuk mahasiswa maupun pelajar yang tengah menyiapkan tugas akhir.
“Kita punya gedung perpustakaan yang bagus. Tinggal bagaimana masyarakat memanfaatkan. Anak-anak yang sedang skripsi, tesis, paper—datang, pakai fasilitas. Ini rumah pengetahuan, bukan pajangan gedung,” katanya.
Ia juga mengisyaratkan perlunya inovasi program tanpa harus menunggu dana besar. “Kreatif dan inovatif itu modal awal. Anggaran itu letaknya di belakang proposal, bukan di kepala,” celetuknya, mengundang tawa sekaligus mengingatkan etos gotong royong sebagai nafas utama pembangunan
Pengukuhan Bunda Literasi Hj. Susanti Saparudin, SE., menjadi simbol komitmen Kota Pangkalpinang dalam membangun kualitas sumber daya manusia. Peran Bunda Literasi diharapkan menjembatani gerakan membaca, memperkaya ruang-ruang dialog budaya, serta mendekatkan perpustakaan kepada masyarakat.
Dengan semangat yang mengalir deras sepanjang acara, Kota Pangkalpinang menegaskan diri sebagai kota yang tak hanya mengoleksi buku, tetapi juga menghidupkan pengetahuan.
Ruang literasi kembali dibuka, lampu-lampu pikiran kembali dinyalakan, dan Bunda Literasi resmi memegang peran penting dalam perjalanan baru ini.














