Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi, PT Bumi Bangka Belitung Sejahtera (B3S) direncakan untuk mengelola sektor pertambangan. Tidak hanya sektor tambang mineral logam seperti timah, namun mineral non logam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) juga bisa digarap. Mengingat Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Izin Pertambangan Rakyat (IPR) yang diterbitkan Gubernur Babel Erzaldi Rosman bukan hanya untuk logam timah.
Wakil Ketua DPRD Provinsi, Dedy Yulianto kepada media ini menegaskan jangan sampai pasokan timah dari IPR justru menguntungkan perusahaan swasta. Menurutnya BUMD harus memainkan peranan dalam mengoptimalkan sumber daya mineral Babel, agar optimal memberi pendapatan asli daerah (PAD) Babel. “Tidak ada itu bapak angkat wilayah Bangka Barat RBT atau di Bangka Tengah VIP (Venus,red),” jawabnya.
Sedangkan ketua Komisi III DPRD Provinsi, Toni Purnama mengatakan BUMD bisa dioptimalkan menyumbang PAD jika mengelola sektor tambang. Mengingat dari kebijakan WPR dan IPR yang akan menerbitkan izin eksploitasi baru di Babel, bisa dikelola BUMD. Dengan begitu sumber daya alam (SDA) Babel tentunya akan lebih banyak meberikan kontribusi ke daerah, dibandingkan eksploitasi yang menguntungkan perusahaan swasta. “BUMD harus dioptimalkan,” tambahnya.
Kepada wartawan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Babel, Suranto Wibowo mengatakan angka pengaju WPR berkisar diatas angka seribu. Dimana nantinya mereka akan dikenakan retribusi penggantian cetak peta Rp 1 juta, angka tersebut akan menyumbang PAD sekitar 11 miliar. Disinggung soal kebijakan ini, bukan untuk kepentingan rakyat penambang melainkan beberapa perusahaan smelter mengelak. “Bukan cuman mineral logam timah, izin untuk mineral non logam juga ada,” jawabnya.
Diketahui dari informasi terhimpun oleh seputarbabel.com, sejak berdiri BUMD Provinsi tidak pernah memberikan kontribusi apa pun ke daerah. Indikasi penyebabnya karena BUMD sarat kepentingan yang dilakukan, untuk menunjang kepentingan pribadi kepala daerah atau Gubernur. Menurut Arkaa Ahmad Agin, pengurus BUMD sejak era Gubernur Babel almarhum Eko Maulana Ali hingga era Erzaldi, Oktober lalu di bangka pos online. Dirinya mengatakan penyebabnya karena tidak fokus, sekarang sudah fokus di komiditi timah dan lada. (riz)