Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Saat pandemi COVID-19 berdampak pada perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), mengambil langkah mendorong pelaku ekonomi. Dimana pemerintah provinsi (pemprov) Babel menjalankan kebijakan Gubernur Babel Erzaldi Rosman. Yakni dengan menjadikan dan mendorong usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai punggawa ekonomi.
Paling cepat membangun perekonomian kita adalah UMKM. Ini menyerap tenaga kerja,” Erzaldi Rosman.
Langka melakukan pembinaan UMKM dilakukan Erzaldi sudah dilakukan sejak ia masih Bupati. Tahapan masih sama dari membina, modal, pembimbingan hingga tercipata produk sesuai dengan pasar baru menyiapkan pembeli. Untuk menjual produk UMKM, marketplace internasional dan nasional disiapkan agar pelaku UMKM naik kelas.
Bersama Ketua Dekranasda Babel Melati, beberapa masyarakat wirausahawan dan pelaku UMKM. Pemprov pun telah menjalankan kebijakan disaat pandemi Covid-19 terjadi. “Di daerah kita memiliki strategi, paling cepat bisa membangun perekonomian kita adalah UMKM. Ini menyerap tenaga kerja selain mampu menggerakan perekonomian,” papar Erzaldi.
Tidak sampai disitu upaya peningkatan ekonomi juga didorong Erzaldi lewat melawan kebijakan pusat. Soal royalti 3 persen tidak sebanding dengan kekayaan alam yang dikeruk PT Timah Tbk. “Kita minta saham, untuk menempatkan funsi kontrol dan potensi mineral ikutan timah juga sumber daya yang harus optimal,” tegas pemilik jargon Bang ER ini.
Menjadikan UMKM tonggak ekonomi disaat pandemi Covid-19 memdorong pelaku UMKM sebagai penggerak perekononian masyarakat. Erzaldi juga buat strategi potensi kelautan dan peternakan. “Kita harus punya strategi potensi kelautan yang besar, harus benar. Bagaimana kita mendapatkan potensi kelautan itu dapat optimal itu kita lakukan,” terangnya.
Kemudian, mengembalikan komoditi ekspor asal Babel tetap tercatat sebagai barang ekspor dari Babel juga dilakukan. Karena beberpa komoditi Babel justru tercatat sebagai komoditi di provinsi lain. “Langkah lain soal produktifitas hasil petani lada 500 kg/hektar harus ditingkatkan menjadi sama seperti vietnam 2,5 ton/ hektar harus dilakukan percepatan,” aku Erzaldi.
Bahkan tahun ini telah berjalan program Tasela (tanaman sela lada) yakni jahe, padi, kedelai dan tanaman lain. Dimana menjadi langkah antisipasi, bila diserang hama, Tasela lebih dulu diserang. “Ini juga akan menjadi penghasilan petani bertambah, nilai tukar petani kita makanya naik,” jelas Erzaldi.
Nilai petani Babel naik, kini langkah lain mendorong produktifitas petani. Kridit Usaha Rakyat (KUR) perbankan dikoneksi oleh Pemprov kepada petani porang dan jahe. “Sesuai intruksi presiden, sebagai komoditi yang memanfaat kan KUR, kita bina kita upayakan menyiapkan pembeli. Intinya kita siap peningkatan ekonomi masyarakat,” ungkap pria disapa koleganya Dedi ini.