Direksi PT Timah Kini, Dari Mantan Dirut Inalum Hingga Mantan Kopassus Bintang Dua

Jajaran Direksi dan Komisaris PT Timah Tbk, Rabu (29/10/2025) Sore di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta.

Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Komposisi jajaran Direksi PT Timah Tbk, Rabu (29/10/2025) sore setelah menggelar RUPSLB di Hotel Borobudur, Jakarta, resmi berubah. Hari ini pisah sambut Direksi berlangsung di Graha Timah, Kantor Pusat. 3 nama jajaran direksi baru, bukan orang biasa, mantan Direksi PT Perusahaan Gas Negara (PGN), mantan Presiden Direktur PT Inalum dan purnawirawan bintang dua alumni Akmil 87 dari kecabangan Infanteri (Kopassus).
Direktur Operasi, Handy Geniardi, purnawirawan mayor jenderal ini mantan Kabinda Papua dan Wakabais TNI. Ia pernah bertugas di Direktorat A Bais TNI dan Kabinda Maluku Utara. Wakil Komandan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, jabatan terakhir pria kelahiran 1964 ini sebagai tentara. Direktur Produksi dan Komersial, Ilhamsyah Mahendra, pria kelahiran 1988 ini Presiden Direktur PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) 2024 – 2025. Wakil Direktur Utama, Harry Budi Sidharta, sejak 2023 adalah Direksi PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
Soal pengalaman, 3 nama baru jajaran Direksi PT Timah saat ini, adalah pria yang berpengalaman dibidang kerja mereka.
Wakil Ketua DPRD Babel, Eddy Iskandar dihubungi media ini, menyambut baik jajaran baru Direksi PT Timah hasil RUPSLB, 29 Oktober 2025 lalu. Karena mereka punya pengalaman dibidang mereka masing – masing, sehingga tidak akan menjadi beban perusahaan. “Direktur Produksi dan Komersial, itu selain mantan Dirut Inalum juga, pemuda yang punya pengalaman dalam manajemen strategis dan rantai pasokan di berbagai perusahaan, seperti Unilever, Danone, Pos Logistics Indonesia dan PT Semen Indonesia Logistik, sebagai Presdir,” ungkap Eddy.
Ia juga menyebutkan, jabatan Wadirut akan menambah kinerja PT Timah, bukan sebaliknya. “Sementara Direktur Operasional kita harapkan akan mampu menjaga IUP dan WIUP PT Timah dengan mendukung tata kelola pertimahan serta hilirisasi mineral dengan tetap mengedepankan kearifan lokal rakyat penambang di Babel,” sambung Eddy.
Eddy juga berharap, PT Timah dapat mengakomodir rakyat penambang dengan menjadikan mitra sebagai bapak asuh di wilayah SPK. “PT Timah harus menjadikan rakyat penambang menjadi mitra strategis. Dengan demikian PT Timah bisa mendapatkan pasir timah dengan masyarakat sekitar lokasi tambang yang menjadi binaan dan mitra bisa ikut tersejahterakan,” harap sekretaris DPD I Partai Golkar Babel ini.
Ia pun sangat optimis jika rakyat penambang tidak akan menjual hasil produksi ke pembeli lain jika hubungan kemitraan strategis ini terjaga dengan baik. “Justru, saya melihat beberapa oknum kolektor timah lah penyebab PT Timah kehilangan cadangan mineralnya,” terang Eddy.
“Karena dalam rantai produksi khusus pada penambangan timah, ada mereka yang tidak menambang juga tidak punya IUP tapi dapat keuntungan dengan menjadi penampung tanpa melihat asal usul barang, lalu menjualnya ke penawar yg lebih tinggi. Ini yang membuat mereka sangat berkepentingan sehingga tata kelola pertimahan tidak pernah baik,” tambah Ketua Bapera Babel ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *