2nd Learning by Excursing Unmuh Babel Berkesan

Selama 8 hari rombongan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melakukan perjalanan ke pulau Jawa. Sejak 31 Desember 2024, peserta 2nd Learning by Excursing Unmuh Babel melakukan perjalanan ke Bandung, Jogyakarta dan Jakarta. Mereka baru kembali ke Pangkalpinang, Selasa (7/1/2025) kemarin.

Salman Ahda Ferdian-Wartawan Seputarbabel(dot)com, Pangkalpinang

Program tour edukasi ini diharap terus berlanjut dan memberi manfaat. Karena buka hanya pengalaman berkesan, selain memperluas wawasan, mereka juga dapat menanamkan nilai-nilai kebangsaan, kerja sama dan kebersamaan.

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Unmuh Babel, Redika Cindra Reranta menceritakan perjalanan mereka, Rabu (8/1/2025) kepada media ini. Mereka mengunjungi, Bandung Geology Museum, Asia Africa Conference Museum, Angklung Udjo, Keraton Yogyakarta, Malioboro, Borobudur Temple, Prambanan Temple, Kota Tua, Istiqlal, dan Dufan. “2nd Learning by Excursing selama 8 hari, mulai 31 Desember 2024 dari Bangka menuju Pulau Jawa, hingga 7 Januari 2025 dengan rute Bandung-Yogyakarta-Batavia,” bukanya.

Perjalanan ini sangat berkesan, terutama ketika melakukan kunjungan ke Angklung Udjo, sebuah destinasi yang menampilkan seni budaya khas Jawa Barat. Sebagai dosen, Rey, sapaan akrab Redika, melihat mahasiswa jadi lebih terbuka dan berpikiran luas ketika diajak keluar dari rutinitas sehari-hari. Setelah tiba di Angklung Udjo, kelelahan dari perjalanan 24 jam langsung terbayar.

“Mereka bisa mengadaptasi, jika kegiatan budaya seperti itu bisa dibuat di Babel. Jika dikemas secara profesional, tidak hanya menghibur tetapi juga dapat menjadi daya tarik wisata yang menghasilkan cuan (keuntungan),” sambung Rey.

Pembelajaran semakin terasa semangat saat mereka datang ke Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung. Mahasiswa diajak mengenang perjuangan para pendiri bangsa pada masa awal kemerdekaan. Mereka melihat langsung bagaimana Indonesia memimpin gerakan nonblok dan memberikan dampak besar bagi kemerdekaan negara-negara lain, seperti Malaysia dan Singapura. “Membuat mahasiswa lebih memahami kekuatan dan kehebatan bangsa ini. Hal ini juga menumbuhkan rasa patriotisme dalam diri mereka,” ujar Rey.

Bukan hanya menambah wawasan budaya dan sejarah, kegiatan ini juga mempererat kebersamaan antara dosen dan mahasiswa 8 hari perjalanan mereka intens berbagi pengalaman di dalam bus, mengunjungi destinasi bersama, juga menikmati kuliner khas bersama. “Kebersamaan ini menjadi pengalaman luar biasa. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu, tapi juga mampu membangun rasa persaudaraan yang kuat. Saya berterima kasih kepada kampus yang telah mendukung penuh kegiatan ini,” jelas Rey.

Mahasiswi semester 7, Euis Puspitasari juga mengatakan kegiatan ini sangat berkesan. Mengajarkan banyak hal tentang kehidupan dan budaya di luar. Kebersamaan dengan teman-teman dari berbagai angkatan menciptakan kenangan penuh keceriaan dan kebahagiaan. “Saya merasa senang dan bangga bisa ikut second Learning by Excursing ini, yang tidak akan saya lupakan,” ceritanya antusias.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *