Seputarbabel.com, Jakarta – Dari emisi obligasi dan sukuk ijarah, PT Timah Tbk memiliki dana Rp 1,19 triliun. Dana tersebut untuk memenuhi belanja modal dan membayar utang jangka pendek perusahaan. Dikumpulkan dari penawaran umum berkelanjutan (PBU) I PT Timah Tbk, 7 – 12 Agustus 2019 lalu.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Abdullah Umar Baswedan mengatakan hal tersebut, seperti dikutip dari laman market bisnis tadi sore. 50 persen dari dana yang terkumpul akan digunakan untuk membayar hutang perusahaan ke perbankan. Sisanya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal sekitar Rp 2 miliar. “Dari sukuk ijarah sepenuhnya untuk belanja modal,” katanya.
Dari PBU I tahap II tahun 2019, untuk obligasi Rp 880 dan sukuk ijarah Rp 313 miliar. Emisi obligasi Seri A dengan tingkat bunga 8,50 persen memiliki jumlah pokok Rp 387 miliar, jangka waktu 3 tahun. Sedangkan Seri B memiliki jumlah pokok Rp 493 miliar dengan tingkat bunga 8,75, jangka waktu 5 tahun.
Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), terkait obligasi berkelanjutan dan sisa imbalan ijarah maksimal Rp 1,3 triliun. Penerbitan itu merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Timah dengan target dana yang dihimpun Rp 2,1 triliun. Masa penawaran umum dua instrumen itu berlangsung pada 7 – 12 Agustus 2019.
Distribusi obligasi dan sukuk ijarah secara elektronik hari ini, 15 Agustus 2019, Jumat (16/8/2019) besok pencatatan di BEI akan dilakukan. Penjamin pelaksana emisi obligasi dan sukuk ijarah TINS yakni PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.
Ditambahkan Abdullah jika PT Timah belum berencana melakukan pinjaman, guna memenuhi kebutuhan tahun ini. Karena dana milik anggota Holding BUMN Industri Pertambangan ini, cukup menyerap keperluan belanja modal. “Belum berencana menarik pinjaman dari perbankan. Kalau pun dilakukan (pinjaman) untuk keperluan tahun depan,” katanya di laman tadi.














