Sungailiat,Seputarbabel.com — Warung Ketue (WK), Sebuah rumah makan dan warung kopi yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kota Sungailiat, Kabupaten Bangka, tepatnya di jalan jalur dua depan Pengadilan Agama (PN) samping Indomaret kota Sungailiat, kabupaten Bangka
Warung Ketue selain menyajikan tempat makan minum dan nongkrong bagi pemuda dan pengunjung, Warung Ketue berbeda dari warung lainnya. Karena selain memiliki nama yang keren dan familier, Juga memiliki makna dan filosofi yang dalam,
Pemilik Warung Ketue (WK), Ismir Rachmaddinianto, mengatakan bahwa keuntungan dari warung tersebut sebagian akan digunakan untuk operasional Majelis Darus Syababul Mukhisin.Tempat belajar khusus bagi para pemuda untuk menambah ilmu agama,
“Warung Ketue bukan hanya tempat makan-minum dan nongkrong saja, akan
tetapi juga merupakan forum bagi anak-anak muda untuk belajar lebih dalam ilmu agama,” kata Ismir saat Soft Loanching Warung Ketue, Jumat (16/2/24)
Maka dari itu.Lanjut pria yang juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Bangka, Ismir Rachmaddinianto berasama-sama dengan teman merasa terpanggil untuk membuka konsep Kaji (Kawa Ngaji) dan Kaza (Kawa Azan).
” Dengan metode ini, para pengunjung dan pemuda diharapkan dapat menambah ilmu agama, sehingga wawasan tersebut akan tersebar di seluruh Masjid dan Mhushola yang ada di kabupaten ini,”ungkapnya
Lebih jauh lagi, Mantan Ketua KNPI Bangka tersbut menjelaskan. Bahwa mereka juga memiliki program Kodak (Kelas Podcast Konten Dakwah Digital Publish), yang khusus membuat konten-konten dakwah.
“Mengingat sebentar lagi menyambut bulan suci Rhamadan. Maka dari itu kita juga membuka kelas belajar kaligrafi dan bahasa Arab guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas bagi para pemuda,” tuturnya
Tak hanya itu, lanjut Ismir menerangkan, Warung Ketue juga memiliki program Babires sebuah program untuk bersih-bersih Masjid. sengaja konsep ini dibuat berbeda, karena di masjid mungkin ada yang merasa sungkan.
” Hadirnya Warung Ketue diharapkan menjadi lebih dari sekadar tempat makan minum dan nongkrong, tetapi juga menjadi tempat yang memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya pemuda, dalam hal pendidikan agama dan pengembangan diri,” sambung Ismir mengakhiri