Seputarbabel.com, Pangkalpinang-Proses meditasi antara pihak Rumah Sakit Bhakti Timah(RSBT) dan Badan Pengawas Rumah Sakit ( BPRS) dengan Serikat Media Siber Indonesia(SMSI) Provinsi kepulauan Bangka Belitung. Diselenggarakan di kantor SMSI Babel, Jumat siang(13/10).
Dalam kesempatan ini di hadiri oleh pimpinan media yang tergabung dalam SMSI Babel. Agus (Rakyatpos.com),Syahrir saidir (Babelpos.co) Nico Alpiandy (Ketua SMSI Babel), Fahturrahman (Ketua PWI Babel), Ahmadi Sopian (Bangkatimes.Com) Fahrizan (Seputarbabel.com).Hendri (RMOL.Com)
Dalam kesempatan ini Syahrir Saidir, sangat menyayangkan sikap yang dilakukan oleh pihak BPRS, tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat, apalagi lagi mereka adalah pengawas dari pelayanan kesehatan di Babel
“Alhamdulillah, dengan adanya kasus ini. Kami jadi tahu ternyata ada BPRS, kalau tidak ada kasus ini kami mana tahu,” ucapnya bingung
Ia juga menjelaskan apa yang dilakukan oleh BPRS yang mengatakan wartawan sebagai “Tukang Keroh Aik”(Suka buat keliru sebuah masalah).adalah sebuah penghinaan terhadap profesi Jurnalis.
“Kami sangat tersinggung dengan apa yang di ucapkan,karena Wartawan bukan perusakan tapi , bagian penting untuk tercapainya pembangunan daerah,” Sebut Senior Wartawan tersebut.
Fahrizan (Seputarbabel.com) mengatakan apa yang dilakukan oleh Oknum BPRS adalah adalah tindakan “Budu bagak”
“Padahal kami hanya ingin memberikan shocterapi atas tragedi kemanusiaan ini kepada rumah sakit itu saja, tapi kenapa malah semakin memperburuk keadaan,” tegasnya