Bangka,Seputarbabel.com – Personel Polsek Pemali menggelar patroli, penyelidikan (lidik), dan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) pada Selasa malam (4/3), setelah muncul informasi di media sosial mengenai aksi perang sarung di Kecamatan Pemali.
Kapolsek Pemali, Iptu Eko Susilo, SH., mengerahkan personelnya untuk mengecek kebenaran unggahan akun Facebook Jok Bangka, yang menyebutkan bahwa aksi perang sarung terjadi di Jalan Sawit, Dusun Mentabak, Desa Penyamun.
Patroli yang dipimpin oleh Kanit Reskrim Polsek Pemali, Aiptu Maradona, S.Sos., S.H., M.H., bersama tim yang terdiri dari Kanit Intelkam, Ka SPK II, serta personel unit Reskrim dan Intelkam, langsung menuju lokasi yang disebutkan.
Iptu Eko mengatakan, Setelah dilakukan patroli di Dusun Mentabak, petugas hanya menemukan empat remaja yang sedang nongkrong dan bermain gitar di pinggir jalan. Saat diinterogasi, mereka mengaku tidak mengetahui adanya aksi perang sarung di daerah tersebut.
Namun, saat personel melanjutkan penyelidikan ke Jalan Kenangan, dekat Pondok Pesantren Raudatul Ilmi, informasi berbeda didapatkan dari Ustaz Dika, salah satu pengasuh pondok pesantren tersebut.
“Menurut keterangan Ustaz Dika, aksi perang sarung memang terjadi di sekitar Jalan Kenangan. Kegiatan ini sudah berlangsung selama tiga malam sejak awal bulan Ramadhan, biasanya antara pukul 19.30 hingga 22.00 WIB. Aksi ini melibatkan sekitar 20-30 remaja dari Desa Pemali dan Desa Penyamun, berusia 12 hingga 15 tahun. Namun, pada malam patroli tersebut, aksi tidak terjadi karena hujan,” ujar Kapolsek IPTU Eko Susilo.
Menanggapi temuan ini, Polsek Pemali memberikan imbauan kepada remaja di lokasi agar tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu konflik. Pihak pondok pesantren juga diminta untuk segera melaporkan kepada polisi jika aksi perang sarung kembali terjadi.
Kapolsek Pemali menegaskan bahwa patroli akan terus ditingkatkan untuk mencegah potensi bentrokan antarwarga. Selain itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah desa dan tokoh agama agar memberikan edukasi kepada remaja tentang bahaya perang sarung yang bisa berujung pada perkelahian serius.
“Kami akan terus melakukan patroli dan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar aksi ini tidak berkembang menjadi konflik antarwarga. Kami juga mengimbau orang tua untuk lebih mengawasi anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam kegiatan yang bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain,” pungkas Iptu Eko Susilo.