Sungailiat,Seputarbabel.com – Pj Bupati Bangka, M. Haris, meresmikan Kawasan Semenggah atau di singkat “Kawasan Semangat Menggapai Harapan” yang terletak di Lingkungan Parit Pekir, Kelurahan Sungailiat, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Kamis (19/12/2024).
Program ini menjadi langkah besar dalam penanganan permukiman kumuh terpadu di Kabupaten Bangka, yang melibatkan lintas sektor, termasuk pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten yang tergabung dalam Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP).
Dalam sambutannya, M. Haris menegaskan komitmen Pemkab Bangka dalam mengatasi tantangan pembangunan kawasan kumuh.
Menurut M.Haris, Melalui kolaborasi bersama pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan para pemangku kepentingan, program DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu 2024 menjadi solusi nyata untuk mewujudkan permukiman yang layak huni.
“Program ini mengintegrasikan berbagai sektor, mulai dari air minum, sanitasi, hingga perumahan dan permukiman. Dukungan dari Kementerian ATR/BPN dalam penataan dan penyediaan tanah untuk kepentingan umum juga sangat penting untuk menyukseskan program ini,” ujar Haris.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Bangka, Asmawi Alie, melaporkan capaian dalam program ini, seperti pembangunan jalan dan drainase, perluasan jaringan SPAM, serta pembangunan sistem pengelolaan air limbah domestik dan sarana pengelolaan sampah.
“Program ini didanai melalui DAK Tematik dari Kementerian PUPR untuk kawasan kumuh Parit Pekir. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni bagi masyarakat,” jelas Asmawi.
Terpisah, Lurah Sungailiat, Farid Ansari, mengungkapkan kebanggaannya atas transformasi kawasan Parit Pekir. Ia mengajak masyarakat untuk menjaga hasil pembangunan ini agar manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan.
“Dulu kawasan ini dikenal sebagai area kumuh, tapi sekarang menjadi kawasan Semenggah yang begitu tertata dan asri. Mari kita jaga bersama apa yang sudah dibangun ini,” kata Farid.
Acara peresmian ini ditutup dengan penandatanganan prasasti, peninjauan rumah, dan makan bersama dalam tradisi nganggung sepintu sedulang, menandai semangat kebersamaan