PANGKALPINANG- Komitmen Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan, untuk meningkatkan kesejahteraan petani lada dengan memasarkan lada dari wilayahnya ke mancanegara mulai diseriusi. Demi merealisasikan cita-citanya tersebut, Erzaldi menggelar audiensi dengan pengusaha lada untuk membahas rencana ekspor lada ke Eropa.
Audiensi digelar di Kantor Gubernur Babel, Pangkalpinang, pekan kemarin. Sebelum menggelar audiensi ini, Erzaldi juga telah mencanangkan Program Resi Gudang untuk penjualan lada dengan jumlah besar.
Salah satu eskportir lada asal Babel, Yuli menegaskan, petani lada di Bangka Belitung perlu diedukasi mengenai pengembangan lada dengan kualitas super. Selain itu, pohon lada harus dirawat dengan baik agar hasil panen pun berkualitas tinggi dan bisa bersaing dengan lada dunia. “Selama petani kita merasa di atas harga mereka punya. Itu bisa kita lakukan. Pertama kita brainstorming. Kita edukasi semuanya, agar bisa mengambil sikap. Langkah-langkah apa yang kita bisa lakukan. Itu untuk membantu masyarakat, kita coba. Yang penting floor price jangan sampe turun kalau bisa di atas,” jelas Yuli, saat audiensi dengan Gubernur Erzaldi.
Sementara, Gubernur Erzaldi mengatakan, persiapan untuk realisasi program resi gudang sudah mencapai 75 persen. Eks Bupati Bangka Tengah dua periode ini juga mewanti-wanti agar petani yang ditugaskan menjaga gudang tidak melakukan nepotisme. Kemudian, untuk sterilisasi lada dari bakteri, Erzaldi mengaku sudah menyiapkan langka-langkah untuk itu sambil mengedukasi para petani lada untuk membersihkan hasil tani dari bakteri. “Proses lab ini cukup singkat dilakukan tetapi menurut saya jangan memberi susah petani. Kalau petani mau jual apa adanya seperti itu ya kita terima. Tugas kita untuk meningkatkan mutu lada tersebut. Sekarang kita bikin saja sistem prosesing yang membuat mutu lada kita menjadi lebih baik. Sembari kita mengajarkan para petani kita bagaimana cara mencuci lada, mengupas agar tidak terkandung bakteri. Nah sehingga nanti ketika keluar lada kita memiliki nilai yang lebih tinggi,” tegas Erzaldi.
Orang nomor satu di Babel ini juga meminta dukungan dari semua pihak untuk mendukung program resi gudang ini. Pengumpulan lada melalui resi gudang ini untuk meningkatkan pasokan lada dari petani sehingga petani bisa mendapatkan pendapatan dan modal pun cepat berputar. “Saya sampaikan kawan di DPR, di masyarakat, jangan usaha kita ini dipatahkan. Karena itu akan mempengaruhi petani juga untuk percaya terhadap program ini. Karena membangun kepercayaan itu perlu energi. Energi ini kalau mau kita gunakan yang lain lebih bermanfaat,” ungkap Erzaldi.
“Semua Kades, Bupati, DPRD, Eskportir mari kita bersama-sama. Kami tidak mengambil keuntungan dari eksportir selama ini kok. Ini perdagangan bebas, saya hanya ingin membantu mata rantai petani ke buyer itu lebih cepat. Sehingga kalau mata rantai ke petani lebih pendek, keuntungan yang lebih banyak itu petani. Kalau dari tingkat ke tingkat, itu yang banyak untuk kita enggak pernah merasakan petani menanam lada susah-susah, yang ongkang-ongkang kaki dapat untung begitu besar. Kasihan petani,” tegasnya.
Kedepan sistem ini pun akan diterapkan untuk sektor perikanan. Sebab, Babel yang dikelilingi pantai masih belum tampil sebagai pemasok ikan nasional. Rencananya, Erzaldi akan menerapkan hal tersebut di tahun mendatang. “Ini juga akan kita lakukan di sektor perikanan, kita ini sudah ditetapkan sebagai etalase kelautan tapi belum ada program yang menyentuh di etalase kelautan. Insyaallah 2018, ada kegiatan yang meneliti, kenapa ikan masih mahal tetapi nelayannya enggak dapet untungnya. Setelah kita lihat. Nelayan ini waktu melaut minjem dulu ke tengkulak. Begitu mendarat, dia wajib menjual ke tengkulak. Bagaimana dia mau mendapat harga yang bagus. Bagaimana harga ikan di pasar enggak mahal,” pungkasnya.(*)