Kepulauan Bangka Belitung Di Masa Depan Hilang Di Peta Dunia

Seputarbabel.com – Perlahan tapi pasti, lempeng tektonik planet bumi terus kian bergerak,Pergerakan lempeng tektonik ini berimbas kepada wajah peta dunia yang pasti berubah,kita pastinya tidak akan mengalami perubahan besar itu akan tetapi cicit-cicit kita akan menjadi saksi peristiwa itu.

Indonesia yang di dalam nya ada Kepulauan Bangka Belitung salah satunya adalah kepulauan yang akan menyatu dengan benua asia pada masa yang akan datang itu menurut Christopher R. Scotese.

Di masa depan tidak akan ada lagi yang namanya pulau bangka ataupun pulau belitung karena daratan yang Kita diami saat ini akan menyatu dengan kepulauan lain nya hingga menyatu utuh dengan daratan lain nya di asia.

Jika Saat peristiwa itu terjadi budaya,norma maupun bahasa akan mengalami perubahan besar,perubahan menuju itu tidak tiba-tiba datang akan tetapi perlahan tapi pasti seiring perkembangan zaman ke zaman,sesuai dengan teori perubahan sosial di dalam ilmu Sosiologi.

Di masa depan di bangka belitung tidak ada lagi yang namanya timah dsb,evolusi hidup akan terus berlanjut suka atau tidak suka itu akan terjadi bukan dalam waktu dekat tetapi cicit-cicit kita akan mengalaminya.

Berdasarkan Riset dari Dr. Christopher Scotese bahwa bumi dalam ribuan tahun ke depan akan mengalami perubahan,perubahan besar terjadi pada titik 50 hingga 100  juta tahun yang akan datang.

Hal tersebut digambarkan secara baik melalui ilustrasi yang dibuat Paleomap Project.

Bisa dilihat dalam gambar di bawah dimana sebagian negara kita di masa depan menyatu dengan benua australia dan sebagian lagi menyatu dengan benua asia,lalu dimana posisi Bangka Belitung,Jika kita perhatikan melalui gambar babel menyatu dengan sumatra lalu periode selanjutnya menyatu dengan benua Asia.

Peta Dunia 50 juta tahun kemudian

Peta Dunia 100 juta tahun kemudian

Mungkin ada sebagian kita berpikir untuk apa kita memikirkan hal ini,bukankah akan terjadi di masa depan dan generasi kita tidak akan mengalaminya?memang betul generasi kita tidak akan mengalaminya akan tetapi generasi kita sesudahnya,keturunan-keturunan kita yang akan mengalaminya.

jangan kan jutaan tahun kemudian,bagaimana dengan puluhan tahun kemudian yang mungkin saja kita masih hidup kemudian ketika sumber daya alam di babel habis,kita mau apa dan mau kemana?bukankah ini SAINS membuat kita berpikir dan semakin merenung?

“kita hidup untuk saat ini, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar untuk kebenaran abadi”

oleh Chiang Kai Shek-pemimpin nasionalis Tiongkok.

Sumber : trawangnews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *