Seputarbabel.com – Dalam rapat terbatas dengan Presiden di Istana Negara dua hari lalu, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Roesman Djohan ternyata juga memaparkan rencana penanggulangan banjir di Kota Pangkalpinang yang akan menggunakan mekanisme pengerukan alur muara dan kolam retensi dengan sistem penambangan melibatkan PT Timah (Persero), Tbk.
Hal ini terbukti dari pengakuan gubernur bahwa Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungannya ke Provinsi Babel pada bulan depan, salah satu agendanya adalah meninjau rencana penanggulangan banjir yang akan dilakukan oleh Pemprov Babel bersama kabupaten dan kota di Teluk Bayur Kota Pangkalpinang.
Selain itu, Presiden akan meninjau proyek strategis Provinsi Babel lainnya, meresmikan Terminal Baru Bandara Depati Amir Bangka, serta Jembatan Emas Batu Rusa Dua.
“Beliau (Presiden-red) kalau tidak bulan ini bulan depan akan berkunjung sekaligus beliau menyatakan akan meresmikan bandara di Pangkalpinang dan akan berkunjung ke lokasi proyek strategis provinsi yang kolam retensi penanggulangan banjir di Teluk Bayur,” kata Erzaldi.
Menurut dia, Presiden tertarik dengan proyek strategis provinsi yang mengkombinasikan penanggulangan banjir, penambangan pasir timah, dan pengembangan wisata di Kota Pangkalpinang. Selain itu, Jokowi juga akan melihat beberapa perkembangan di Babel, termasuk dalam rangka pertimahan.
Erzaldi menjelaskan, pembangunan proyek strategis provinsi ini akan dilakukan lintas kementrian. Bahkan direncanakan, pemerintah akan membangun pelabuhan yacht (kapal layar) untuk mendukung pariwisata.
“Ini melibatkan beberapa menteri sekaligus, Menteri ESDM, Menteri Perhubungan, Pariwisata, Menteri PU. Ada perhubungan karena nanti akan dibuat pelabuhan yatch, jadi ini sangat luar biasa,” ujarnya.
Wacana pengerukan alur muara, sungai dan kolong retensi oleh gubernur dengan sistem penambangan timah untuk menanggulangi banjir di Kota Pangkalpinang ini, sebenarnya meniru kegiatan pengerukan alur yang dirancang Pemerintah Kabupaten Bangka bekerjasama dengan PT Pulomas Sentosa terhadap pendangkalan alur di Muara Jelitik, Sungailiat.
Gubernur berencana menggandeng PT Timah (Persero), Tbk untuk mengeruk muara sungai Pangkalarang menuju Kolong Teluk Bayur dan Pasar Ikan, dalam rangka penanggulangan banjir yang kerap menghantui masyarakat Kota Pangkalpinang.
Untuk rencana tersebut, gubernur telah melakukan rapat koordinasi antara Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Pemprov Babel), Pemerintah Kota Pangkalpinang, DPRD dan tim transisi dengan direksi PT Timah, Kamis (1/6/2017) di kantor gubernur. Bahkan sudah meninjau lokasi muara yang bakal dikeruk menggunakan sea rider dan boat, Rabu (31/5/2017) siang.
Dari peninjauan itu Erzaldi memutuskan alur muara tersebut akan didalami dan paling tidak dapat menampung 168 juta meter kubik air setiap tahunnya. Karena itu gubernur menggandeng BUMN, PT Timah untuk melakukan pengerukan dan pendalaman alur itu.
“Seperti kita lihat bersama dan sudah didapatkan titik mana daerah yang menjadi kawasan penampung air, dalam rangka kegiatan penanggulangan banjir dan penataan pemukiman perumahan di daerah pesisir,” ujarnya kepada sejumlah wartawan usai meninjau.
Ia menyebutkan, selain pendalaman nantinya akan ada upaya lain di beberapa tempat. Bukan hanya pada muara air laut saja tetapi juga di Kolong Retensi Kacang Pedang dan Sungai Rangkui akan ada normalisasi. Untuk kegiatan ini tim yang segera dibentuk juga akan mendata rumah warga yang berada di dekat aliran sungai.
“Gambaran kasar akan dirampungkan, karena disini disamping mengunakan KP (WIUP) PT Timah ada kawasan lain, ini harus kita koordinasikan dengan PT. Timah, akan kita rancangan seperti apa,” tandasnya.
Dirinya dan walikota, sambung Erzaldi akan ke Kementerian PU untuk berkoordinasi, mana bagian pusat, pemda dan mitra dalam hal pembangunan normalisasi kelak.
“Kita berkeinginan kegiatan ini berjalan lancar, tentu kami mengharapkan didukung masyarakat, baik dukungan doa yang baik-baik atau dukungan lain yang diperlukan. Seperti yang berada di kawasan sungai, kita akan bicara baik-baik, demi masyarakat banyak,” tegasnya.
Menurut gubernur, pada kawasan hulu juga akan dilakukan tindakan, baik dari hulu sungai Desa Pedindang Kabupaten Bangka Tengah, menuju ke Desa Kace Kabupaten Bangka, lalu ke Kota Pangkalpinang mulai dari Kolong Retensi Kacang Pedang, Sungai Rangkui, Teluk Bayur hingga menuju ke muaranya.
Mantan Bupati Bangka Tengah ini menargetkan, setelah lebaran aksi ini akan dimulai dan selesai dalam waktu tiga tahun, dengan dikerjakan terus menerus dan terpadu dari hulu ke hilir.
Ketika disinggung adanya potensi mineral dari pengerukan yang dilakukan kelak, Erzaldi menegaskan pasir timah hasilnya akan diambil oleh PT Timah. Hal ini serupa dengan pengerukan yang dilakukan PT Pulomas bekerjasama dengan Pemkab Bangka bahwa mineral tambang hasil pendalaman alur menjadi hak perusahaan yang mengeruk. Sedangkan pemerintah bisa mendapatkan royalti, serta alur yang lebih dalam.
“Habis lebaran kita mulai, setelah digali tanah dimanfaatkan pemerintah, kalau ada timah ya PT Timah dapat hasilnya, kita dapat royalti,” tandasnya.
Terpisah, tim advisori Erzaldi-Fattah, Riko Wicaksono menyebutkan, pendangkalan pada alur muara Pangkalpinang ini dikarenakan limbah maupun tanah penambangan. Oleh karena itu harus dilakukan pengerukan, normalisasi sungai dan juga hal lain di bagian hulu. Sehingga ketika semua dilakukan tindakan maka air akan semakin banyak tertampung dan tidak meluber kemana-mana.
“Ini akan dikeruk komprehensif dengan pihak lain pengamanan dan lainnya. Untuk kedalaman harus dikaji, dan pra FS (fasability study) apakah sepuluh meter atau lebih, paling tidak segitu, agar air yang tertampung lebih banyak,” pungkasnya
Sumber : Rapos