INI SOLUSI PENGENDALIAN BANJIR DI PANGKALPINANG

PANGKALPINANG, Seputarbabel.com- Upaya masyarakat melakukan penanggulangan banjir di Kota Pangkalpinang, tidak hanya dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov). Ide penanganan banjir di Kota Pangkalpinang juga dilakukan masyarakat, bahkan salah seorang Kepala Divisi (Kadiv) di PT Timah Tbk, juga menelurkan idenya. Kadiv Manajer Stategis PT Timah Tbk Dani Virsal, mengungkap konsep penanganan banjir tersebut.
Menurutnya, selain endapan untuk Pangkalpinang volume air yang perlu dialirkan juga harus menjadi perhatian. “Air pasang (rob) bukan penyebab terjadinya banjir Pangkalpinang, hanya perlambat aliran air dari hulu dan tengah hulu Sungai Rangkui,” katanya 
Menurut Dani secara kontur topografi Kota Pangkalpinang, memiliki daerah seperti kuali. Menjadi daerah yang rawan banjir, ditambah beberapa daerah resapan baik didataran tinggi Pangkalpinang maupun di daerah terendahnya sudah tidak ada. “Jadi membangun retensi dan pengerukan harus tahu dulu volume daya tampung air dari hulunya,” ungkap 
Mantan GM Operasional PT Timah Tbk Wilayah Kepulauan Riau ini, menjelaskan volume tadi dapat dihitung. Dimana curah hujan tertinggi selama 5 hari 5 malam, dikalikan luas wilayah tangkap hujan. Maka itulah volume yang harus tertampung di tiga zona Sungai Rangkui. Zona 1, Kolom Retensi Kacang Pedang, zona 2, Sungai Rangkui yang harus diperdalam dan zona 3 hilir sungai.
Perlu diketahui, dari topografi 3 Kecamatan di Pangkalpinang berdampak karena lebih rendah.  Dimana Kecamatan Taman Sari seluruh wilayahnya berdampak, sisanya Kecamatan Rangkui dan Pangkalbalam yang mengarah ke Timur Pangkalpinang. “Tiga zona tadi memiliki dampak dari tiga wilayah yang kita bagi secara topografi lebih tinggi,” sambung Dani.
Pria kelahiran Belinyu 1971 ini juga mengingatkan, penanganan tiga zona tadi harus terpadu dan terukur. Sehingga hasil penanggulangan dapat dicapai secara maksimal. Dengan penanganan tiga zona tadi, maka semua volume air yang akan dialirkan ke hilir dapat tercapai. “Aliran air Kampung Bintang juga mengarah ke hilir Sungai Rangkui, sehingga volume yang harus dialirkan harus efektif di tiga zona, jangan terputus,” tambah lulusan tambang Universitas Sriwijaya tahun 1990.
Dani pun menerangkan, Sungai Rangkui merupakan aliran air buatan. Seperti kita ketahui, hidrologi Kota Pangkalpinang, memiliki sungai – sungai kecil bermuara ke Sungai Rangkui, selain itu di Selatan Pangkalpinang terdapat Sungai Pedindang. Fungsi dua sungai tadi sebagai saluran utama pembuangan air hujan Kota Pangkalpinang. 
Anak Sungai Rangkui merupakan kanal pengairan dari pintu air,  Kolong Retensi Kacang Pedang. Kanal ini dibangun  ke Sungai Rangkui yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930-an. Sumber air untuk air bersih pada umumnya dari air tanah disamping Kolong Kacang Pedang dan Kolong Kace. “Kalau dia sungai biasanya tidak lurus, dia berkelok kalau lurus dipastikan buatan,” tutur pria yang pasca sarjanya di ITB angkatan 2011.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja). Pokja Mangkol menangani hulu (Kabupaten Bangka Tengah), Pokja khusus Pangkalpinang membawahi kegiatan pengerukan, penertiban saluran dan kolam retensi. Lalu Pokja DAS menuju ke laut dengan fokus penanganan sedimentasi. “Dari data yang kami dapat curah hujan tertinggi 150 mm, dikali luas wilayah ketemu volume yang harus dialirkan,” pungkasnya.(4wd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *