Gubernur Babel: November, Resi Gudang Lada Dimulai

Pangkalpinang, Seputarbabel.com– Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Dr. H. Erzaldi Rosman menegaskan, Resi Gudang Lada harus diikuti oleh masyarakat Petani Lada yang ada di Babel. Hal itu, dilakukan dalam upaya menaikkan harga komoditas ekspor, sekaligus meningkatkan gairah petani dalam berkebun lada.

“Kita akan sosialisasikan masalah ini ke para petani. Jangan sampai mereka titip menitip Lada kepada para pengepul-pengepul, lebih baik langsung saja ke resi gudang lada yang difasilitasi pemerintah,” ujar Gubernur kepada sejumlah awak Media, disela-sela mengikuti Lomba Masak Nasi Goreng antara Pimpinan OPD di Lingkungan Pemprov Babel dan Pimpinan Forkopimda Babel, Rabu (16/8/2017) sore.

Gubernur mengatakan, jika tidak ada halangan, pada bulan November 2017 mendatang, Pemprov sudah mulai melatih operator resi gudang lada tersebut, mereka dapat sertifikat. Karena, lada petani itu sebelum masuk gudang harus di cek dulu.

“Gudang sudah dapat, kita pinjam, ada di Kota Pangkalpinang. Insya Allah November sudah bisa kita mulai. Untuk koperasinya sudah selesai, tinggal di notaris, selanjutnya dibawa ke Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) untuk didaftar,” ungkap Gubernur.

Mengenai sistemnya, kata Gubernur, menggunakan system resi gudang syariah. Jadi, mudharabah betul yaitu kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal.

“Untuk pembiayaannya kita melalui Bank Syariah Bangka, BJB, dan bank-bank lain yang mau, tapi harus syariah. Soal Koperasi sudah fix. Rombongan koperasi adalah petani semua, pemerintah hanya pembina saja,” jelas Gubernur.

Bagi Petani yang akan menitipkan ladanya, dikatakan Gubernur, minimal 200 kg. Jadi, kalau jumlahnya segitu, petani bisa ngumpul. Kalau belum dapat 100, dia bisa ngumpul dengan yang lain.

“Kalau resi gudang sudah jalan, kita mulai ke proses meningkatkan mutu lada. Kita hilangkan bakteri, karena mereka di luar menganggap lada Babel masih ada bakteri, sehingga lada kita dibeli oleh Singapura mereka proses. Sekarang kita mau menemukan itu, dan kita sudah ketemu, kerjasama dengan BATAN, insya Allah bulan September kita akan tes, kita bawa lada kita kesana,” terang Gubernur.

Di BATAN, lanjut Gubernur Erzaldi, ada peralatannya yaitu Iridiator Gamma, dia bisa membunuh kuman-kuman. Sebab, kalau pengolahan di masyarakat, itu tidak akan optimal, karena bakteri lada ini cepat sekali berkembang.

“Makanya nanti sebelum masuk resi gudang, kita sinarkan ladanya. Nantinya ada dua tawaran, lada super atau lada tidak super. Untuk super ada super 1, 2, 3, harganya pun beda-beda. Termasuk yang sudah bebas bakteri berapa,” tandas Gubernur.

Nanti, sambung Gubernur, kalau petani menitip lada di resi gudang, 70 persennya dibayar, dan sisanya mereka mau jual kapan terserah. Dari sisa itu dibayar sesuai selisih harga lada saat itu.

“Kamis usahan Koperasi untuk lada ini, sampai ke kecamatan. Ini agar betul-betul mampu menolong para petani lada,” tutup Gubernur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *