Pangkalpinang – Seputarbabel.com – Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) atau Indonesian Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), satunya bursa yang berhak menjual timah balok di Indonesia. Keinginan adanya Bursa Timah di Indonesia, bertujuan agar dapat mempengaruhi harga timah dunia. Hanya saja pemerintah menetapkan, ICDX sebagai tempat berdagang timah Indonesia.
Kini Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sebagai, sebagai daerah penghasil timah terbesar. Ingin mengevaluasi keberadaan ICDX sebagai ‘lapak’ berjualan timah Indonesia. Setidaknya setelah Gubernur Babel Erzaldi Rosman bertemu Presiden Joko Widodo, hal itu diungkapkan. “Intinya yang ada (ICDX) ini belum baik,” jawab Erzaldi.
Memang saat dirinya bertemu Presiden, masalah pertimahan menjadi pertanyaan. Disinilah dia menjelaskan soal keberadaan bursa, merugikan timah Indonesia. Selain akan memperburuk timah Indonesia, pada posisi yang stategis. “Kalau begini nanti timah kita hanya akan jadi campuran timah orang saja. Padahal kita mendirikan bursa ini untuk mendapat posisi tawar (timah Indonesia) yang bagus,” jelas Erzaldi.
Dia pun menambahkan apa yang dijanjikan bursa, dari mulai tambang akan tertib, tidak ada penyelundupan dan harga akan baik. Semua itu tidak bisa direalisasikan ICDX, kalau pun terjadi faktornya bukan karena mereka. Ini diperparah lagi dengan pindahnya beberapa in user, akibat tidak tersedianya standar mutu timah balok yang didagangkan ICDX. “Banyak in user yang justru pindah, artinya tempat usaha yang tidak bagus,” buka Erzaldi.
Menurutnya setelah dia melaporkan soal kondisi perdagangan timah oleh ICDX tadi, Menteri Perdagangan diminta untuk mengundang pelaku eksportir. Dirinya berharap Menteri akan mengeluarkan rekomendasi untuk meninjau ulang keberadaan ICDX. “Kan ngejual komoditi (timah) dari Bangka masak kantor aja di Jakarta, lagian itu (Bursa) tak lebih dari lapak saja,” tambah Erzaldi.
Ketua DPRD Babel Didit Srigusjaya pun seperti gayung bersambut, dia mendukung Gubernur Babel agar mengevaluasi ICDX karena tidak memberikan kontribusi apa pun. Bahkan dia mengaku kebijakan tersebut sangat luar biasa, karena ICDX dinilai tidak memberikan apa pun bagi masyarakat dan Pemprov Babel. “Kalau pun sekarang (harga tinggi) bukan karena ICDX. Saya yakin ada solusi dari pak Gubernur terkait tata kelola pertimahan ini,” tambahnya
Sumber : babelportal.net