BUFFON, MALAM MENUJU KESEMPURNAAN

Seputarbabel.com – Siapa pemain yang paling disorot di final Liga Champions tahun ini, yang sebentar lagi, yang hanya dalam hitungan jam, akan dihelat di Cardiff, Wales? Jawaban saya, pasti sama dengan Anda: Gianluigi Buffon.

Buffon bukan sekadar penjaga gawang Juventus, melainkan lebih dari itu. Buffon adalah legenda yang belum mau berhenti bertarung, bagian penting dalam sejarah panjang  La Vecchia Signora.

Dan dini hari nanti, Minggu (4/6) WIB,  Buffon kembali masuk ke sebuah pertempuran, palagan yang sama sekali belum pernah dia menangkan.

Buffon sudah banyak memenangkan gelar, baik saat berseragam Parma (1995–2001) terlebih bersama OId Lady, tim yang dibelanya sejak 16 tahun silam. Hanya satu trofi lagi: Liga Champions.

Dua kali ikut mengantarkan Juventus ke final, 2003 (dikalahkan  AC Milan) dan 2015 (dikalahkan Barcelona), nasib baik tak berpihak kepada  penjaga gawang yang kini berusia 39 tahun tersebut. Dan kini, Buffon tak mau lagi bermuram durja.

Itulah kenapa, kelahiran 28 Januari 1978 sebenarnya tak terlalu bersuka Juve lolos hingga ke partai puncak. Hantu kegagalan masih meneror. “Saya sudah bermimpi untuk segera memenangkannya,” kata Buffon, dilansir Mirror.

Tak ada yang menyangsikan kehebatan Buffon. Umur yang terus  meninggi tak membuat pergerakannya di bawah mistar kian melambat. Seperti dulu, dia masih cekatan. Dalam balutan timnas Italia,  Buffon sosok krusial di balik kesuksesan Gli Azzurri menggenggam trofi Piala Dunia 2006.

Lawan yang dihadapi tim super kuat asal Spanyol, 11 kali juara Liga Champions: Real Madrid.

Los Blancos, yang juga berstatus sebagai juara bertahan, bermaterikan pemain jempolan di semua lini. Karena dia kiper, Buffon lantas menandai tiga penyerang Madrid, trio maut kebanggaan pelatih  Zinedine Zidane.

“Apabila Anda punya pemain sehebat Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale di lini depan, Anda harus ekstra waspada,” ujar  Buffon.

Akankah mimpi Buffon mengangkat ‘Si Kuping Besar” terwujud kali ini? Entahlah.

Di pentas antar-klub paling bergengsi di Eropa, Bianconeri baru dua kali menjadi yang terbaik. Itupun sudah lama berlalu, 1985 dan 1996. Sangat menyedihkan, dimana mereka enam kali mencapai partai pamungkas: 1973, 1983, 1997, 1998, 2003, 2015.

Trofi Liga Champions akan menyempurnakan pencapaian  Buffon musim ini di bawah asuhan Massimiliano Allegri, menyusul dua trofi yang sudah lebih dulu dimenangkan yakni Seria A serta  Coppa Italia.

“Dua tahun lalu, saat kami dikalahkan Barcelona, banyak orang berpikir saya tidak akan punya kesempatan lagi. Tapi saya selalu percaya, jika kami bekerja keras, saya akan mendapat kesempatan kedua, dan kali ini saya harus memanfaatkannya sebaik mungkin,” kata Buffon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *