Aktifis PPM Babel Sebut Bank Indonesia Lecehkan Sang Proklamator

PANGKALPINANG,Seputarbabel.com-Kejadian replika lembar uang kertas Rp 100 ribu terpampang foto atau gambar Presiden RI pertama, Ir Soekarno dalam kondisi wajah sang proklamator itu justru hilang alias ‘ditutup’ saat kegiatan pesta karnaval kendaraan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-72, Senin (21/8/2017) tak saja mengundang sorotan dan kritik dari sebagian masyarakat Kota Pangkalpinang.

Namun kejadian itu justru menuai sorotan pula dari aktifis Pemuda Panca Marga (PPM) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Ryan A Prakasa. 

Tak cuma itu Ryan menilai penampilan replika lembar uang kertas bernilai Rp 100 ribu yang ditampilkan oleh intansi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Bangka Belitung (Babel) terkesan ada unsur kesengajaan.

“Terlepas apapun alasannya pihak BI kan selaku peserta karnaval hari itu dan yang jelas itu bukti jelas sudah banyak disaksikan oleh masyarakat. Kesannya seperti disengaja,” kata Ryan.

Jika memang pihak BI beralasan tak sengaja namun Ryan menganggap hal itu sebuah alasan yang tak mendasar.

“Kalau alasan tidak sengaja itu akal-akalan saja. Lantas kenapa pihak BI tak memperhatikan secara cermat gambar pak presiden RI kita yang pertama wajahnya ditutup seperti itu?, kan aneh?,” sesal Ryan.

Kejadian tersebut dinilai Ryan ada kesan ‘melecehkan’ sang proklamator RI (Ir Soekarno) yang semestinya tidak terjadi.

“Sangat saya sesalkan kejadian itu bertepatan dengan momen perayaaan hari ulang tahun kemerdekaan bangsa kita. Nah ini apa maksudnya. Saya harap pihak aparat penegak hukum dapat mengusut kejadian itu,” tegasnya.

Tidak hanya itu, Seorang putra keturunan pejuang RI, Sapta Qodria Muahfi turut menyesalkan terkait kejadian replika uang lembar Rp 100 ribu dengan tampilan wajah presiden RI pertama tanpa wajah terpampang dalam replika uang tersebut saat kegiatan karnaval kendaraan hias baru-baru ini di Kota Pangkalpinang.

“Kami minta intansi BI minta maaf. Tak saja kepada masyarakat di Kota Pangkalpinang tapi minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena foto Presiden RI pertama di lembar replika secara tidak langsung lambang negara juga, hati kami merasa tersakiti selaku putra pejuang karena momen HUT kemerdekaan RI ke-72 dinodai kejadian itu,” sesal Sapta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *