Bangka,Seputarbabel.com — Ketua Komunitas Guru Bangka Beraksi, Derry Nudianto, mengatakan 30 guru penggerak yang dikukuhkan hari ini bisa lolos setelah mengikuti rangkain seleksi yang sangat ketat, yang mana banyak guru peserta yang dinyatakan tidak lolos.
Proses seleksi pertama yang dijalani adalah dengan mengikuti tes tertulis yang langsung dinilai oleh asesor dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, kemudian dilanjutkan dengan tes lanjutan yaitu tes mengajar dan wawancara. Pasalnya, apabila tes kedua dibuat lolos maka para peserta harus mengikuti pendidikan kurang lebih 6 bulan tanpa meninggalkan tugas sebagai tenaga pendidik.
Demikian disampaikan Ketua Komunitas Guru Bergerak Bangka Beraksi, Derry Nudianto saat pengukuhan Guru Pengerak Angkatan 5 dan pengukuhan Komunitas Guru Bergerak Bangka Beraksi oleh Wakil Bupati Bangka Syahbudin S.IP. M.Tr.IP Selasa 30/5/23 di Rumah Makan Pangeran Sungailiat,
Dikatakannya, selama proses seleksi itu, kami harus benar-benar bisa membagi waktu dan akhirnya dapat berbagi praktek baik dan kemudian membentuk sebuah komunitas Bangka Beraksi ini dengan harapan bisa berbagi, bersinergi dan berkolaborasi dalam rangka transformasi pendidikan untuk mengubah wajah pendidikan di Indonesia khususnya di Kabupaten Bangka menjadi lebih baik lagi,” ujar Deri, pengajar di SMA Negeri 1 Pemali ini.
Lebih lanjut dikatakannya dengan menjadi agen perubahan para guru penggerak dapat bersama-sama berbagi informasi, belajar bersama kemudian berbagi praktek baik bagi sekolah-sekolah lainnya yang ada di Kabupaten Bangka. Menurut dia hal itu diperuntukkan kepada para tenaga didik yang nantinya bermuara pada siswa didik yang sesuai dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter mulia.
“Ini merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI yang kebetulan untuk angkatan 5 ini adalah di Kabupaten Bangka dan Bangka Barat. Kalau angkatan 6 itu di Bangka Tengah dan Bangka Selatan. Jadi kalau untuk guru penggerak angkatan 5 di Kabupaten Bangka ini adalah yang pertama,” jelasnya.
Menurut penjelasan Derry, guru penggerak berasal dari tenaga didik yang ASN maupun tenaga honor yang hatinya tergerak, bergerak dan ingin menggerakkan untuk berkontribusi mengubah wajah pendidikan. Keinginan ada ketika guru penggerak tidak ingin berada di zona aman.
“Sesuai dengan akronim Beraksi, kami ingin bersama-sama dengan pemerintah daerah terus bergotong royong bagaimana upaya mengubah wajah pendidikan di Kabupaten Bangka dan di India menjadi lebih baik lagi,” imbuhnya.
Ia menilai penerapan pendidikan merdeka belajar di Kabupaten Bangka paling banyak yang lulus di bandingkan Kabupaten lainnya. Pasalnya, lulusan yang dari Kabupaten Bangka yang terbanyak setiap tahunnya.
“Kami yang saat ini menjadi agen perubahan ini, akan menularkan virus baik bahwa pentingnya menempatkan peserta didik itu sebagai subyek belajar bukan obyek belajar. Karena sesuai dengan kodrat alam dan jamannya sudah berbeda cara mendidik anak di tahun-tahun sebelumya,” pungkasnya.