https://seputarbabel.com/wp-content/uploads/2023/11/IMG-20231120-WA0032.jpg

Pendapatan PT Timah Kuartal I Tahun 2020 Rp 4,4 Triliun

PT Timah Tbk membukukan pendapatan Rp 4,4 triliun pada kuartal I 2020. Raihan tersebut tumbuh 5 persen secara tahunan dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar Rp 4,2 triliun. Penjualan logam berkontribusi sebesar Rp 4,2 triliun, kemudian tin solder dan tin chemical masing-masing sebesar Rp 9,3 miliar dan Rp 102,4 miliar selama kuartal I 2020. 

“Membaiknya cashflow Perusahaan di kuartal pertama tahun ini menjadi sinyal membaiknya kinerja finansial perusahaan secara bertahap,” kata Sekretaris Perusahaan Abdullah Umar Baswedan Selasa (23/6) dikutip dari laman republika online 24 Juni 2020 terbit pada pukul 14:17 WIB.

Dengan demikian anggota Mind Id ini mengalami koreksi laba cukup signifikan menjadi minus Rp 412 miliar. Penurunan disebabkan harga logam timah yang akibat pandemi Covid-19 mengalami penurunan signifikan. Harga jual rata – rata logam timah pada kuartal I 2020 turun 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  

Produksi biji di kuartal I 2020, PT Timah mencatat 15.217 ton, 84 persen berasal dari penambangan darat, sedangkan 16 persen berasal dari penambangan laut. Volume produksi logam mencapai 14.133 metrik ton dengan volume penjualan logam sebesar 17.553 metrik ton. 

Sejumlah strategi efisiensi, diantaranya memangkas operational expenditure sebesar 30 persen, sedangkan capital expenditure diprioritaskan kepada yang mendukung pencapaian target produksi. Membuat arus kas dari aktivitas operasi pada kuartal I 2020 tercatat positif Rp 1,27 triliun dibandingkan kuartal I 2019 sebesar minus Rp 1,59 triliun.

Masih dari laman Republika tadi, selain itu PT Timah berhasil melunasi sebagian utang bank jangka pendeknya sebesar Rp 1,7 triliun menjadi Rp 7,1 triliun atau turun 19 persen dibandingkan posisi Desember 2019 sebesar Rp 8,8 triliun.

Anggota Holding Industri Tambang ini pun berencana melunasi hutang obligasi jangka pendek sebesar Rp 600 miliar yang jatuh tempo pada akhir September 2020. Sejumlah dana dalam rangka de-leveraging dengan melunasi kewajiban yang segera jatuh tempo tahun ini, juga telah disiapkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *