https://seputarbabel.com/wp-content/uploads/2023/11/IMG-20231120-WA0032.jpg

Ketua Pemuda Pancasila Pangkalpinang: Sudahi Caci Maki, Ini Hari Pancasila

PANGKALPINAN, Seputarbabel.com – Hari lahir Pancasila 1 Juni di tahun ini diharapkan menjadi titik balik peran pemuda untuk tetap menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang tak bisa ditawar-tawar lagi.


Hal tersebut ditegaskan tokoh pemuda Bangka Belitung, Fahrizan atau pria yang akrab disapa Buntuk, Senin (1/6) di kediamannya di Pangkalpinang.

Fahrizan yang juga adalah Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Pangkalpinang itu mengatakan, terlebih lagi ormas yang ia pimpin adalah Pemuda Pancasila, yang dari namanya saja sudah menekankan bahwa kebesaran ideologi itu melekat di darah mereka. “Dan jangan ada yang coba-coba untuk merubah warna darah ini,” tegasnya.

Lalu di mana peran pemuda itu?
Menjawab hal tersebut, Fahrizan yang akrab disapa Buntuk menegaskan, perjuangan mempertahankan Pancasila bukan hanya milik dan tanggungjawab pejuang terdahulu, para veteran maupun aparat negara, tapi pemuda khususnya milenial dan generasi Z harus melek matanya, tidak terbutakan teknologi dan seolah-olah masa bodoh dengan Pancasila.

“Pemuda, anak-anak bangsa seperti kita jangan cuma taunya mempertahankan ego soal artis A artis B, tim A tim B, tapi mereka terkadang lupa, bisa seperti ini sekarang ya karena ada Pancasila sebagai pemersatu, perekat dan memayungi kita. Sadarilah, bahwa setiap kaki kita melangkah, itu semua karena ada Pancasila. Tanpa Pancasila? Bayangkan di mana bangsa ini sekarang?,” sebutnya.

Jadi, kata dia tekankanlah kepada diri sendiri betapa hebat dan pentingnya Pancasila. Sesekali ujar Fahrizan tataplah burung garuda yang terpasang di dinding kelas, kantor atau di manapun terlihat, resapi kebesaran bentuknya dan lihat perisai-perisai yang ada di dada garuda, maka itu sudah cukup untuk memaknai pentingnya mempertahankan Pancasila di kehidupan sehari-hari.

“Saya juga dalam kesempatan ini ingin meminta kepada kita, khususnya anak bangsa di Bangka Belitung, jika ada perbedaan itu adalah anugerah, tapi tolong, jangan bawa perbedaan itu jadi pupuk perpecahan. Toh nanti di meja kopi kita duduk bersama. Sudahi caci-maki, karena kita berdiri di tanah yang sama. Mari saling bantu di masa pandemi sekarang ini. Pancasila Abadi!,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *