https://seputarbabel.com/wp-content/uploads/2023/11/IMG-20231120-WA0032.jpg

PU Kota Diminta Selesaikan Masalah Banjir Pangkalpinang

Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Kejadian terus berulang ketika intensitas hujan tinggi di Kota Pangkalpinang, salah satu penyebab adalah drainase atau pengatusan tidak berfungsi normal. Sehingga Pimpinnan Dewan Kota Pangkalpinang, Rosdiansyah Rasyid meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota segera membuat konsep penyelesaian banjir..

Ini disampaikan Dian Rasyid, sapaan akrabnya, ketika berada di kawasan Bukit Tani yang juga menjadi langganan banjir. Menurutnya, beberpa titik langganan banjir di Kota seperti Rawa Bangun dan Kampung Bintang. Disebabkan Dinas PU Kota tidak pernah berpikir, menyelesaikan saluran pembuangan massa air. “Jangan PU Kota tiap tahun Bina Marga nya ngaspas terus,” ketusnya.

Dian Rasyid Saat Meninjau Banjir, Jumat (8/5/2020)

Menurutnya para aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang, sudah harus mulai berpikir mencari solusi membuat pengatusan. Caranya bisa bertahap, dari mulai pembuatan baru drainase hingga normalisasi saluran. “Jangan anggaran Bidang SDA (sumber daya air) di PU Kota banyak yang dicoret terus sementara Bidang Bina Marga terus yang diprioritaskan,” pinta Dian Rasyid.

Wakil Ketua DPRD Pangkalpinang ini juga mempertanyakan rencana pembangunan waduk disekitar belakang SPBU Jalan A Yani. Sebagai konsep penanganan banjir Kota Pangkalpinang, serta beberapa upaya lain dalam konsep yang telah direncanakan. “Saya minta di ABT (Anggaran Perubahan) Tahun 2020 ini sudah dimulai, nanti di APBD 2021 maksimalkan anggaran di bidang SDA,” jelas Dian Rasyid.

Ia pun menambahkan untuk pembuangan massa air di Kampung Opas dan Kampung Katak (menuju Kampung Seberang) bisa dioptimalkan. Karena kejadian Banjir di Rawa Bangun (Jalan Balai) disebabkan drainase yang ada hanya satu dan makin menyempit. Pembuangan massa air ke Sungai Rangkui sudah menyempit dan banyak saluran tidak berfungsi.

“Kalau ditanya bagaimana cara, sebenarnya tugas mereka para aparatur dan pemerintah berpikir bagaimana caranya. Karena definisi drainase kan jelas tuh apa? Begitu juga konsep air mengalir tidak mungkin mengalir ke dataran lebih tinggi!? Jangan pak Parlan di depan pak Wali saja bilang iya, tapi tidak pernah dianggarkan,” papar Dian.

Lalu, ditambahkan Dian Rasyid jika di era Walikota Irwansyah pernah ada peninjauan bersama PT Timah Tbk ke hilir Sungia Rangkui di kawasan Muara Teluk Bayur. Dari informasi yang ia dapat konsep tersebut sudah berada di Dinas PU hanya saja belum tahu apakah di PU Kota apa Provinsi. “Lagian kalau memang alasannya anggaran kurang, kenapa tiap tahun anggaran Bina Marga di PU Kota untuk ngaspal ada terus dan totalnya belasan sampai puluhan miliar,” sambungnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *