https://seputarbabel.com/wp-content/uploads/2023/11/IMG-20231120-WA0032.jpg

Ini Sebab Kisruh Musda V Golkar Babel, Lokasi Pun Dipindahkan

Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Ricuh Selasa (16/3/2020) dini hari kemarin, di Soll Marina Hotel. Saat digelar Musda V Partai Golkar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Situasi arena Musda V Golkar Babel dianggap tidak kondusif, sehingga DPD II Partai Golkar dan DPP meninggalkan lokasi.

Ricuhnya Musda V Partai Golkar Babel ini bermula ketika panitia pengarah, merasa berhak menggugurkan dukungan calon dari peserta Musda. Dukungan kepada Hendra Apollo menjadi 5 suara, sedang Bambang Patijaya (BPK) hanya 2 suara. Dari 13 peserta Musda V, hanya ada 7 dukungan yang dianggap sah. Diluar DPP dan DPD I Partai Golkar dukungan dari peserta tidak sah kepada calon.

Karena panitia pengarah menganggap, mereka bisa menetapkan keabsahan dukungan. Maka dengan sendirinya BPJ dianggap tidak bisa dipilih, karena tidak memenuhi syarat pencalonan. Sehingga hanya ada satu calon memenuhi syarat dari bakal calon ke calon ketua DPD I, yakni Hendra Apollo. “Pandangan umum bisa jadi dasar verifikasi faktual pemilik hak suara peserta musda ke mana,” ujar Ferdi Hermawan, dari Soksi Babel Selasa dini hari.

Hasta Karya Partai Golkar sebagai ormas pendiri dan organisasi didirikan partai, 2 suara yang seharusnya milik BPJ oleh SC dianggap tidak sah. Begitu juga 3 DPD II dari 7 DPD II Partai Golkar Kabupaten dan Kota di Babel. Sedang dukungan dari DPD II Bangka Tengah, Dewan Pertimbangan, Sayap Partai memang royalis Hendra Apollo. Ketua Plt DPD II Bangka Tengah, Tommy Chandra adalah, sekretaris saat Hendra sebagai ketua Golkar Babel.

Kisruh pun berawal ketika SC membaca secara terbuka hasil verifikasi mereka, dengan menggugurkan dukungan Hasta Karya dan beberapa DPD II. Bukan hanya itu SC yang diwakili Kurnia Ramadani, juga langsung menetapkan jika Hendra didukung 5 peserta Musda, sedang BPJ hanya 2. Ketika coba dibantah oleh ketua pimpinan Musda yang memimpin sidang, ketua SC Bustami pun mengeluarkan argumen jika itu kewenangan mereka.

Beberapa perdebatan antara SC dan DPP pun terjadi, hingga akhirnya SC pun ingin verifikasi dilakukan bersama. Saat unsur pimpinan Musda, SC dan perwakilan DPP melakukan verifikasi inilah awal mulanya kericuhan. Karena ketika perwakilan dari DPP yang merupakan perwakilan dari Mahkamah Partai, bersama dengan SC dan anggota pimpinan Musda verifikasi terjadi berdebatan.

Saat inilah awal mula keributan, SC dan pimpinan Musda beranggapan DPP ingin mengarahkan agar BPJ menjadi ketua. Bahkan terlihat seorang menggebuk meja dengan telapak tanganya, lalu perwakilan pimpinan Musda juga ikut berargumen jika apa yang dilakukan SC sesuai aturan. Mereka memang para royalis Hendra, tidak hanya sampai disitu mereka pun terus berbicara dengan lantang di depan podium.

Beberapa kali mereka mengajak peserta musda dan panitia yang ada di arena Musda untuk mendukung mereka. Walau tidak ada tanggapan dari peserta Musda mereka juga berbicara dengan keras di hadapan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Azis Syamsudin duduk. “Verifikasi faktual seharusnya sudah bisa dilakukan dari hasil pandangan umum peserta tadi,” kata peserta Musda dari Soksi Provinsi, Ferdi Hermawan.

Melihat situasi tidak bisa dikendalikan, beberapa saat setelah pimpinan Musda menskorsing sampai waktu yang tidak ditentukan. DPP  bersama 6 DPD II dan Hasta Karya meninggalkan arena Musda, mereka dikabarkan berada ditempat yang sama setelah bertolak dari Soll Marina.

Kini DPD I Partai Golkar Babel telah demisioner, sehingga yang tersisa hanya kepanitiaan. Menurut Panitia Pelaksana dalam aturan partai jika memang, tidak memungkinkan dilanjutkan maka lokasi Musda bisa pindah. “Kita panitia musda saat ini akan menunggu arahan DPP, kapan akan melanjutkan Musda, lokasi kemungkinan di Jakarta” kata Ketua Panitia Pelaksana Teddy Marbinanda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *