https://seputarbabel.com/wp-content/uploads/2023/11/IMG-20231120-WA0032.jpg

Pimpinan Komisi Ini Berharap Direksi PT Timah Punya Kinerja Seperti Kuntoro dan Erry

Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Bulan ini, tepatnya Senin (10/2/2020) depan. Sudah dijadwalkan akan digelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Timah Tbk. Suara dari para legislatif di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pun terus mengalir soal kriteria jajaran Direksi, dari mulai isu primordial hingga adanya pegawai karir.

Berbeda dengan isu kriteria sebelumnya, bagi Sekretariat Komisi III, DPRD Babel Rina Tarol. Perlu ada figur dalam jajaran direksi, mereka yang seperti Kuntoro Mangkusubroto serta seperti Erry Riyana Hardjapamekas. “Saya tidak tahu figur (direksi), tapi kenyataannya kita berharap ada figur seperti Kuntoro, figur seperti Erry Riyana Hardjapamekas yang kembali menyelamatkan PT Timah,” jawabnya.

Kedua tokoh nasional ini berganti duduki jabatan Direktur Utama (Dirut) PT Timah pada RUPSLB 31 Maret 1994. Erry yang sebelumnya Direktur Keuangan PT Timah sejak 1991, dipercaya mengganti posisi Kuntoro yang menjadi Dirut sejak era PT Tambang Timah di tahun 1989. “Harapan kita (figur seperti Kuntoro dan Erry), agar anak cucu kita kembali melihat kejayaan PT Timah, yang bukan hanya slogan ya,” sambung Rina.

Kuntoro dan Erry memang figur direksi yang harus dicontoh, karena kedua tokoh ini sangat menentukan PT Timah bisa tetap berdiri sampai sekarang. Kuntoro menghadapi beban produksi lebih besar dari harga jual, kemudian banyak usaha lain diluar pertambangan. Hasil berbagai kebijakan Kuntoro dalam berhemat dan mutu produksi meningkat dengan biaya produksi rendah akhirnya berhasil buat perusahaan selamat dari kebangkrutan.

Itulah sebabnya bagi Rina penting figur seperti Kuntoro dan Erry harus dimiliki direksi PT Timah. Karena menurutnya kondisi perekonomian Babel bergantung dengan keberlangsungan PT Timah. Kini ia mendapati indikasi jika perusahaan itu sedang menghadapi berbagai masalah akibat penggunaan anggaran yang tidak tepat. “PT Timah ini urat nadinya Bangka Belitung,” harap Rina.

Erry memang telah duduk sebagai direksi sebelum menjadi Dirut PT Timah, pasca Kuntoro. Sejak tahun 1994 Ia memimpin perseroan, tahun 2002 PT Timah harus mengalami ancaman likuidasi. Itu karena harga timah terus menurun dan pembeli menunda transaksi sehingga stok logam berada diambang batas wajar. “Jika PT Timah hancur ekonomi Bangka Belitung juga akan ikut hancur,” ungkap Rina.

Hanya saja era itu kinerja keuangan dan operasi buruk karena berbagai faktor dari luar perusahaan. Diantaranya harga terus turun tajam sejak triwulan II tahun 2001, muncul penambangan timah liar di Babel dan regulasi ekspor timah diperbolehkan dalam bentuk bijih. “Tanggung jawab kita bersama bagaimana keberlangsungan PT Timah,” tambah Rina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *