PANGKALPINANG,Seputarbabel.com- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) akan memiliki Bank Umum Syariah (BUS) ditargetkan 2020. Menyusul rampungnya hasil kajian dari Tazkia Consulting yang dilakukan sesuai dengan arahan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman.
Rencana Pendirian Bank Syariah Bangka Belitung, awalnya sebagai formasi untuk mendirikan bank baru. Tapi dalam perjalannya pendirikan Bank Bangka Belitung ini memang perlu dikaji dan hasil kajian ini sebagai langkah dasar menindak lanjuti langkah apa untuk ke depannya.
“Kami membuat kajian apakah layak Babel memiliki bank secara utuh seperti bank lainnya dan bank di daerah lain sudah ada cuma Babel yang belum. Kendalanya menang ironis, semua provinsi mengalami permasalahan dalam permodalan,” ujar Duddy Yustiadi dari Tazkia Consulting saat paparan laporan akhir hasil kajian pendirian Bank Umum Syariah Bangka Belitung di Ruang Rapat Tanjung Pendam (14/3).
Menurut hasi kajian disimpulkan, untuk pendirian Bank Umum Syariah Bangka Belitung, yang paling tepat dengan mengandalkan spin off Usaha Syariah Bank Sumsel Babel jika dilihat dari segi modal hanya menambah Rp 270 miliar dengan saham yang dimiliki Rp 230 miliar dengan aset Rp 2 triliun.
Untuk itu Gubernur Provinsi Bangka Belitung perlu melakukan negosiasi dengan Pemrov Sumatera Selatan dan jajaran Direksi Bank Sumselbabel dalam rangka menyampaikan keinginan untuk mendorong percepatan spin off Bank Sumselbabel dan menjadikan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP).
Kajian ini menggunakan dua metode yakni deskriptif dimana untuk menganalisa data dengan data yang terkumpul tanpa membuat kesimpulan, selain itu juga menggunakan metode Verifikasi dengan memperlihatkan variabel dengan data statistik dan kesimpulan.
“Kajian yang dilakukan di Babel menggunakan metode tersebut. Masyarakat senang sekali kalau Bangka Belitung punya bank sendiri dan itulah hasilnya. Ketika kami survei pun masyarakat lebih suka Bank Syariah,” papar Duddy Yustiadi