https://seputarbabel.com/wp-content/uploads/2023/11/IMG-20231120-WA0032.jpg

Stok Sembako Babel Aman!

Seputarbabel.com, Pangkalpinang – Menyambut natal dan tahun baru serta libur panjang, stok 11 komoditi kebutuhan pokok masyarakat diharapkan aman. Dinas perdagangan dan industri (Disperidah) Provinsi Kepulaua Bangka Belitung (Babel) menghimbau para distributor tidak menaikan harga. Beras dan gula dipastikan aman untuk 2 bulan ke depan, karena stok gula berkisar 2500 ton dan beras diatas 4 ribu ton.

Kepala Disperidag Babel Yuliswan kepada wartawan minggu pertama bulan ini mengatakan, stok kebutuhan pokok yang jumlahnya 11 komoditas ditambah bawang dan cabe masih aman. Sehingga masyarakat diharapkan tidak khawatir dalam rangka libur panjang, natal dan tahun baru. “Stok kita aman sampai 2 bulan ke depan. Untuk gula stok kita 2650 ton dan beras stok kita 4260 ton,” terangnya usai menghadiri penyaluran dana kemitraan dan simbolis program bina lingkungan PT Timah Tbk.

Bahkan guna menstabilkan harga beras, Pemerintah Provinsi (Pemprov) menurutnya telah menyiapkan 500 ton beras untuk operasi pasar. Dengan harga Rp 8.100/kilogram yakni beras medium milik pemerintah, lokasinya di Pasar Pagi dan Pasar Pembangun. “Ini kita lakukan bukan karena beras sulit dipasaran, tapi kita siapkan 500 ton untuk operasi pasar beras medium dengan harga Rp 8.100 per kilogram guna harga stabil,” ungkap Yuliswan.

Sehingga dia mengingatkan kepada para distributor 9 bahan pokok (sembako), agar tidak memainkan harga. Karena stok dipastikan aman hingga awal tahun 2018 nanti, tidak ada alasan lagi mereka menahan barang hingga sulit didapat konsumen. “Kita himbau ya kepada distributor jangan menaikan harga menjelang natal dan tahun baru, apalagi akan ada libur panjang. Karena akan ada satgas pangan yang menertibkan nantinya,” papar Yuliswan.

Pada kesempatan itu Yuliswan juga mengatakan kalau saat ini sudah ada 2,4 ton lada, tersimpan pada Gudang Pemprov di Puding. Menurutnya itu berasal dari program Resi Gudang Pemprov Babel, dimana masyarakat dapat menitipkan 200 kilo sampai 2 ton ladanya ketika harga jual belum bagus. “Program ini memang dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Sehingga kalau harga murah bisa dititipkan ke gudang,” tuturnya.

Walau pun begitu menurut Yuliswan memang program resi gudang, belum banyak diketahui masyarakat petani pada umumnya, sehingga belum banyak petani memanfaatkan program ini. Dia juga berpesan karena tujuannya menunggu harga jual bagus, maka petani juga harus menjaga kualitas lada yang dititip dengan resi gudang tadi. “Mutunya harus bagus, agar kualitas terjaga karena tujuan kita saat stok mempengaruhi harga bisa kita jual dengan harga bagus,” tambahnya. (riz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *